December 04, 2009

the peeing train? a story of my little observer =)

Just like many other kids around his age, my two-and-half years old boy Faiz, is very fond of train.
Very often he asks me to take him to the front road near the house where he can see trains passing through. Blue train, green, orange, silver, or the red one.
He likes to challenge me guessing the color of the train that will passing through, and of course, he enjoys his victory when he beats me.

His obsession to anything about train never really surprised though, until one day when we took him somewhere by train.
While waiting for our train to arrive, as usual he enjoyed the pleasure to see many trains passing through.


Then he suddenly scream out loud to me.

"Mom, look! the train is peeing! It is peeing, mommy!", he said that with a full of excitement and curiosity.

I was dazzled at first, then when i saw him pointed out his little finger to that train which was equipped by air condition, my dazzled face has turned to a big wide grin.

Then I said to him, " the train wasn't peeing, honey. It was the water coming out from the air-cond. Not the pee..

He looked at me with Einstein look. After a minute he replied me: "Oh...so it looks like a pee but it is not a pee. And added: I pee, mommy also pee, but the train does not pee.

I tried to keep my cool and smile, but i was failed to keep others who listened our little conversation to do the same. Instead they were laughing quite loud.

That was indeed very funny, my boy. But mommy really proud of you for being very obbservative and thoughtful.
Keep learning, little Einstein.

Labels:

Mourning Soul

Belum lagi tuntas kurasakan bahagia itu,

ia pergi secepat angin.

Seperti mimpi,

hilang,

kosong.

Hanya menyisakan untukku jejak

kesedihan

dan

ketakmengertian.

Tak ingin kugugat takdir-Mu, Ya Khaliq

Walau kurasakan hatiku berdarah perih.

Walau tak siap kudapati diri bersabar.

Pena tlah tergores.

Takdir tlah tersurat.

Dan hanya kepada-Mu lah

kami menghiba rahmat, wahai Penguasa Jagat…






Depok, May 25, 2006

Untuk segumpal darah cinta kami yang harus pergi..

Labels:

Senandung Cinta 4

enam ratus hari kebersamaanku denganmu,
banyak hal yang seringkali tak bisa kukatakan kepadamu.
apa yang kupikirkan,
apa yang kurasakan,
apa yang kuinginkan,

enam ratus hari kebersamaaanmu denganku,
banyak hal yang seringkali tak bisa kamu katakan kepadaku.
apa yang kamu pikirkan,
apa yang kamu rasakan,
apa yang kamu inginkan,

enam ratus hari yang sudah terlewati,
dalam banyak canda dan tawa,
dalam banyak cinta dan kasih mesra,
dalam banyak hasrat dan gelora,
pun dalam banyak tangis dan manja,

adakah yang berubah?
selain cinta, kasih, dan takzim yang semakin bertambah?
biar kukatakan padamu, kekasih..

detik ini aku begitu mencintaimu.
tiap detik aku semakin mencintaimu.
dalam pikiranku,
dalam perasaanku,
pun dalam keinginanku tuk terus mencintaimu.

apakah kita akan berubah?
selain tawa bahagia dan peluk manja buah hati kita?
biar kukatakan padamu, kekasih..

kebahagiaan ini tak akan pernah ada habisnya.
ia hadir, dan akan selalu ada disana.

dalam tatapan jernihnya,
dalam tawa polosnya,
dalam rengekan manjanya,
dalam berjuta tingkah polahnya yang tanpa dosa.

kebahagiaan ini tak akan pernah pergi.
ia datang, dan akan selalu tinggal disini.

dalam sarang cinta kita bertiga,
dalam surga dunia rumah kita.
dalam semua ruang cinta yang kita punya bertiga,

enam ratus hari kebersamaan kita yang penuh warna,
terus kupanjatkan doa pada-Nya Sang Maha Pencinta,

semoga,
kamu akan selalu menjadi bahagiaku..
semoga,
aku selalu menjadi bidadari hatimu..
semoga,
permata kecil kita selalu sehat dan bahagia..
semoga,
kita selalu dipercaya tuk menjaga amanah-Nya..
semoga,
bimbingan dan kemudahan diberikan-Nya pada kita bertiga..
semoga,
munajat cinta ini dikabulkan-Nya..

enam ratus hari kebersamaan kita,
semoga cinta yang kuucapkan detik ini,
masih akan selalu sama
pada beratus-ratus hari berikutnya.


Jakarta, 2007

Labels:

Senandung Cinta 3

Ingat ini sebelum kamu meninggalkanku..


Ingatkah kau,
Saat ku bersimpuh tunduk dirumah Tuhan
dan berikrar setia menjadi istrimu?
Aku dipenuhi rasa cinta dan takzim luar biasa
Bagaimana denganmu saat itu?

Ingatkah kau,
Saat ku datang dan menyerahkan diriku
pada malam pertama kita?

Aku dipenuhi rasa rindu dan canggung luar biasa
Bagaimana denganmu saat itu?

Ingatkah kau,
Saat ku mengabarkan padamu
tentang janin kecil yang tumbuh dalam rahimku
setelah pernikahan kita?
Aku dipenuhi rasa bahagia dan haru luar biasa.
Bagaimana denganmu saat itu?

Ingatkah kau,
Saat ku berjuang berdarah-darah
melahirkan anak kita ke dunia?
Aku dipenuhi rasa takut dan perih luar biasa
Bagaimana denganmu saat itu?

Ingatkah kau,
Saat kita berjanji untuk memberikan
surga bagi keluarga kecil kita?
Aku dipenuhi rasa harap dan ingin teramat sangat.
Bagaimana denganmu saat itu?

Kekasihku,
Biarkan aku ingatkanmu kembali,
Sekali lagi,
rasa cinta itu tetap ada.
bahagia masih sama.
rasa sakit itu masih tersisa.
dan harap itu tetap kubina.

Untuk semua waktu yang sudah kita lalui bersama,
Untuk semua kenangan yang sudah kita ukir bersama,
Semuanya kutandai dengan cinta,
dengan asa:
bahwa kamu akan selalu ada bersamaku
untuk melewati hari-hari berikutnya.
untuk mengukir kenangan-kenangan selanjutnya.

Kekasihku,
ingat ini sebelum kamu memutuskan untuk tak mencintaiku lagi,
ingat ini sebelum kamu memutuskan untuk berpaling dan meninggalkanku disini,
ingat ini sebelum kamu memutuskan untuk membuang semua cinta dan asa yang kita punya.

Aku,
yang pernah menjanjikan padamu surga dunia,
Aku,
yang mencoba memberi segala yang kubisa,
Aku,
yang selalu ingin menjadi bidadarimu di dunia dan di surga,
hanya manusia biasa.
hanya manusia yang jauh dari sempurna.
hanya bisa berusaha.
hanya bisa berdoa,
Semoga ingatan ini akan tetap ada bersama kita,
dan selalu menjadi pengikat rasa
yang membuatmu setia pada cinta yang kita punya….

Kuala Lumpur, 13/12/2008


~Aku baru menyadari bahwa cinta itu ada dan bernama, saat aku menemukanmu…

Labels:

Senandung Cinta 2

Jangan bersusah hati, cinta…
Karena kamu punya kami untuk berbagi:
Kesedihanmu,
Kekhawatiranmu,
Kegelisahanmu,
Ketakutanmu..

Jika kamu ingin menangis,
Kami akan menjadi sandaran bagimu:
Kemari, dan sandarkan kepalamu di bahu kami.
Biarkan airmatamu membasahi hati kami,
dan membuat kami semakin mengerti
Bahwa kamu pun membutuhkan kami
untuk menjadi kekuatanmu..

Jangan kau palingkan wajahmu, kekasih..
Karena kami akan selalu ada disini:
Dekatmu, dan selalu ada untuk menemanimu.
Biarkan kami rasakan kelelahanmu,
dan membuat kami semakin mengerti
Bahwa kamu pun menginginkan kami
untuk menjadi penghiburmu..

Kamu, yang selalu berada di depan kami,
Melindungi kami dengan jiwa laki-lakimu.
Kamu, yang selalu berada di samping kami,
Menemani kami menikmati setiap kebersamaan
yang kita punya,
Kamu, yang selalu berada di belakang kami,
Mendorong kami untuk berani melangkah terus ke depan
dan berjaga jika kami terjatuh dan melemah,
Kamu, yang selalu menjadi segalanya buat kami..

Jangan pernah bersedih, ayah..
Karena kamu akan selalu dicintai,
Karena kamu akan selalu dihargai,
Karena kamu akan selalu dikasihi..

Tunjukkan pada kami,
Senyum bahagia itu..
Binar matamu yang teduh itu..
Pancaran hatimu yang hangat itu..

Biarkan kami tahu, dan semakin mengerti,
Bahwa kami adalah sumber bahagiamu..
Bahwa kami adalah penentram jiwamu..
Bahwa kami berarti bagimu..
Biarkan kami tahu, dan menjadi bahagia
bersamamu..


Kuala Lumpur, February 1st, 2009

Labels:

Senandung Cinta 1

Aku merasa seperti sehelai bulu

yang diterbangkan angin

takdir.

Melayang tak tentu arah,

tak jua menjejak tanah.

Ada kehampaan yang terasa,

kesunyian penuh tanda tanya.

Ada yang hilang,

ada yang tak biasa.

Dan aku seperti lupa

bagaimana menjadi biasa.

Aku merasa,

pada akhirnya sayapku kan patah.

Bukan oleh kerasnya angin menerpa;

Bukan karena tak cukup menyangga

pada rangka tubuh yang luka.

Tapi sayapku patah, karena cinta

yang mencengkeram erat

tulang rapuhku.

Sayapku patah,

dan kalah

oleh cinta!

Labels:

puzzle addict!

To my surprise, my 2.5 years old boy becomes a puzzle addict soon after he received his first puzzle two months ago.
It was only a six set of simple puzzle, range from 4 to 12 piece of jigsaw puzzle.
Then, started from a very simple puzzle to a range selection of a more complex puzzle, he can easily assemble it.

Believe me, he can.

As I afore mentioned, his very first puzzle was a mini cartoon animal puzzle with only four pieces jigsaw. He can assemble it in a minute. Then I gave him a set of 9,12,24 piece jigsaws, one by one after he finished the simple one.
But those puzzles still have its jigsaw form for each piece to make the work easier.
So I think it is not really surprising that he can build a 24-piece jigsaws in five to seven minutes.

Then I bought him a jigsaw book consist of 24-pieces jigsaw with no form to help him recognize the pattern.
My my..after one and two trial, he can assemble the jigsaw quickly.
Even I need more time to do it, coz the picture is quite complicated: with ocean thematic puzzle, every pieces dominated by blue color.
To my surprise again, he can also assemble them quickly although he mixed all the pieces of puzzle consist of 6 pages.
Hmm, it means that a set of 24 pieces x 6 : 144 pieces of jigsaw!

Well I must say, I'm pretty much impressed =)

Just when I think that he needs a more challenging puzzle to assemble, me and my husband found a jumbo floor puzzle consist of 64 pieces puzzle. There were only two choice in that store: football game and oceanic theme.
As I already guessed, my boy picked the one with the oceanic theme.

We assembled the puzzle altogether -my boy, me and my husband- right after we reach home. With a great enthusiasm, but yet a bit confusing since we need around 20 minutes to finish it. Yes, that long.
But we got the sense of accomplishment from completing it altogether.
Soon after that, the fun is over for us: me, and my husband.
But of course, not for my little one.

He loves that puzzle very much. He built that floor puzzle over and over again, and always do it faster than the previous one.
Maybe it was the jumbo colorful pieces of sea creatures that attracted him so much, or maybe, it was the fun itself: to assemble one by one piece and satisfaction from completing it by himself.
He always say: I can! I can! I can! everytime he completes the puzzle by himself.

To me, it was such a pleasure to see him very enthusiast with his achievement. I also enjoy watching him crawl around the floor working on his puzzle. To some extent, it even amazes me of how he can be that fast completing 64 pieces of puzzle.
Last time I checked, he can finish it within ten minutes only -including an interval when he sang a song about sea creature and called their names.

Seen from educative-goal perspective, many says that playing with puzzles is a fantastic way for kids to build dexterity and problem-solving abilities. Puzzles encourage creativity, sharing, basic skills and learning skills, such as reading and mathematics.
My SIL who works as a kindergarden teacher told me once that being able to work on a quiet complex puzzles in a quiet short time, not to forget that he is still only two-and-half years old, my boy has a very good focus and memory.
She even told me that in her classes most of the students whom their age is around three to five are still unable to complete 24 piece of puzzle in a short time without teacher's guidance.

Well, well, well, that sounds a good review for my boy, isn't that?

Anyhow, this little discovery about his new addiction makes me very enthusiast to buy him more and more puzzles. Too bad I still can't find many options for a good quality and complex but yet attractive puzzle for him in town.
I guess online shopping is my only choice for this. There are so many nice and attractive floor puzzle sell online, although most of the good one are usually sell in the USA.

Seen in this light, guess now I'm the one who is getting obsessed!
not only with the puzzle, but as well as for the shopping!

Labels: